Tahun 1995 ada sorang Office Boy di kantor saya namanya Udin. Dia
direkrut melalui program outsourching, anaknya rajin sekali. Jam
kerjanya mulai jam 6:30 sampai jam 18:00, tapi dia selalu datang lebih
awal dan pulang paling ahir, bahkan sering nemenin saya kalau lagi
lembur sampai tengah malam….
Anaknya sangat menyenangkan, dia
selalu datang lebih awal, agar tugas2 utamanya bisa dia selesaikan lebih
awal, sehingga ia bisa menawarkan jasanya kepada karyawan2 untuk
membelikan sarapan pagi. Tanpa diminta pasti dia dengan sukarela
menawarkan diri…. Dia menjadi OB yg paling menyenangkan di kantor…
Suatu saat kami tidak melihatnya dalam beberapa hari, dan kami melihat
ada orang lain yang menggantikannya… Ketika ditelusuri, ternyata Udin
ini ditarik oleh perusahaan outsourching nya dan di tempatkan ke
perusahaan lain. Tanpa di komando semua karyawan setuju mengajukan
usulan agar Udin ini bisa diterima kerja di perusahaan kami sebagai
teknisi (backgroundnya STM). Dan ternyata manajemenpun setuju, sampai
ahirnya Udin ini jadi karyawan teknisi, dan kebiasaanya untuk datang
lebih awal, pulang paling ahir masih dia lakukan, kalau malam sering
sekali dia bantu saya untuk sekedar data entry dsb….
Tahu nggak
sekarang dia seperti apa? Dia sudah jadi seorang manager setingkat
Kepala Divisi dan bekerja di sebuah perusahan Building Otomation System
besar di Indonesia…
Banyak orang menganggap cerita Udin itu
kejadian langka, salah besar, dalam hidup saya, mungkin lebih dari 100
orang saya menemukan kisah2 nyata seperti itu.
Saya juga Merintis dari bawah
Sahabat sy Dicky Firdaus, sekarang ini menjadi
Marketing Manager
disalah satu Perusahaan besar di Indonesia, ia mengawali karirnya dari
seorang Tukang Parkir, temen sekantor dulu. Mas Mono yang terkenal dgn
Ayam Bakarnya itu dulu juga seorang Office Boy….
Saya, jangan
pikir sy tuh lulus dari Bina Nusantara, kagak. Orang tua saya tidak
mampu membiayai kuliah saya, sampai ahirnya saya harus putus kuliah dan
bekerja di sebuah perusahaan Tambak besar di Lampung tahun 1989. Lalu
tahun 1990 baru pindah kerja ke sebuah perusahaan di Jakarta, dan tetep
masih pake Ijazah SMA…
Satu prinsip saya kalau bekerja (mau masih
karyawan maupun dah jadi pengangguran), lakukan semuanya tanpa keluhan
sama sekali…. Hal yang paling tidak pernah saya lakukan adalah, ngomel
soal gaji, ngomel soal promosi, ngomel soal kerjaan…. Kalau ada satu
tawaran tugas, saya selalu ngacung duluan, masalah apakah saya mampu
atau tidak itu urusan belakangan, ngacung dulu, coba kerjakan dgn baik…
Tidak selalu berhasil, tapi minimal saya dah dapet poin sebagai orang yg
berani ambil tanggung jawab…..
Mau ditugaskan dimana dan sebagai
apa saja saya mau, dan yg paling pantang buat saya adalah menganggap
diri saya layak dengan gaji lebih besar… Kenapa?
Klo memang skill
saya layak untuk di hargai lebih dari yang sy peroleh, maka saya akan
cari perusahaan lain, bukan menuntut perusahaan saya untuk menaikkan
gaji saya…
Makanya sy pernah mencapai puncak jabatan karir
sebagai manager temuda, tercepat dan terendah pendidikannya (tetep pake
ijazah SMA). Kenapa? karena saya buat management tidak punya pilihan
selain menaikkan terus karir saya…. Sebab kalau nggak dinaikan, akan ada
perusahaan yang bajak saya. Sampe ahirnya jabatan karir itu mentok
(direksi itu bukan lagi jabatan karir tapi jabatan politis).
Tahun 2002 gaji saya di atas 18jt/bulan, koq mau keluar kerja memulai
sesuatu yang sama sekali baru? Simpel koq, kalau saya tetep sebagai
karyawan mungkin nggak saya sukses? Sangat mungkin, karir saya bagus
koq… Tapi mungkin nggak saya gagal dari karir? Sangat mungkin juga….
Lalu kalau saya merintis jadi pengusaha, mungkin nggak saya sukses jadi
pengusaha? Sangat mungkin, kalau gagal jadi pengusaha? Mungkin juga…
Lha buat apa mikir panjang2 orang resiko antara jadi karyawan dan jadi
pengusaha sama koq…. Makanya waktu mo keluar kerja itu, merenungnya cuma
semalem. Nggak mikir panjang2….
Tunggu tabungan banyak dulu baru
keluar kerja…. Ah itu sih alesan yang dibuat2, kalau Tuhan menginginkan
kita untuk mulai dari NOL, mo sebesar apapun tabungan itu, tetep aja
mulai lagi dari NOL.
Saya juga dulu mikirnya gitu, keluar kerja
karena klo di itung2 bakalan dapet pesanggon gede, lumayan buat modal…
Begitu keluar kerja dapet pesanggon 400jt, abis tuh dalam waktu kurang
dari 2 tahun dan nggak jadi apa2… Tapi sisa duit 10jt tahun 2004 malah
bisa punya bisnis Cuci Mobil di BSD…
Itulah hidup, bukan
matematika… Tuhan tahu persis bagaimana cara, jalan tebaik, tercepat,
termuah dan teraman bagi kitam dan masing2 akan berbeda langkahnya….
Satu hal yang sangat penting ketika saya memutuskan keluar kerja
adalah, karena saya pengen menyalurkan hobby jalan2 saya, mengunjungi
berbagai tempat di seluruh dunia ini sebelum saya mati…. Itu saja,
simpel koq…
Oleh
Rully Kustandar (Founder Kebun Emas)