Minggu, 07 Juni 2015

JANGAN lakukan di Aplikasi Dapodikdas Versi 3.0.3


Sobat operator dapodik, sebentar lagi tahun pelajaran 2014/2015 akan segera berakhir yang ditandai dengan pelulusan siswa kelas akhir (kelas 6 dan kelas 9) dan dimulainya kembali tahun pelajaran 2015/2016 yang ditandai dengan dibukanya penerimaan siswa baru kelas 1.

Bagi sobat operator dapodik, pasti paham, bahwa proses pelulusan siswa kelas akhir dan penerimaan siswa baru harus tercatat dalam sistem aplikasi dapodikdas dan harus dikirim (di sinkronkan) ke server pusat yang berada di kantor Kemendikbud. Namun yang harus diingat dan dipahami oleh para Sobat operator sekolah, bahwa berdasarkan info dari admin dapodikdas pusat yang juga salah satu tim pengembangan dapodikdas yaitu bapak Yusuf Rokhmat, dalam salah satu status di facebooknya mengatakan bahwa:
~ proses meluluskan siswa di kelas akhir (kelas 6 atau kelas 9) tidak dilakukan di aplikasi dapodikdas versi 3.0.3, begitu pula
~ proses peng-entrian siswa baru (kelas 1 atau kelas 7) tidak dilakukan di aplikasi dapodikdas versi 3.0.3.

Kegiatan meluluskan dan kegiatan entri siswa baru, akan dilakukan di Aplikasi Dapodikdas versi baru (yang katanya sih versi 3.0.4).

Jadi selama belum ada Aplikasi Dapodikdas versi baru tersebut, maka Sobat Operator Dapodik bisa bersantai dan bisa lanjut ngopi sambil menantikan datangnya bulan puasa hehehe

Sabtu, 31 Januari 2015

”Saya inginnya insinyur kita, jelek-jelek nggak apa-apa, asal punya kita. Sedikit demi sedikit bisa diperbaiki,”

Usianya baru 36 tahun. Meski begitu, Khoirul Anwar berhasil mewujudkan mimpi membuat teori baru seperti Albert Einstein dan Michael Faraday. Putra dusun di pelosok Kediri, Jatim, itu menciptakan teknologi transmitter yang kini dikenal di dunia telekomunikasi sebagai teknologi 4G.

Laporan BAYU PUTRA, Jakarta

PANGGUNG Achmad Bakrie Award Rabu lalu (10/12) menjadi salah satu bentuk apresiasi masyarakat Indonesia atas prestasi fenomenal Anwar, begitu dia kerap disapa. Dia meningkatkan level telekomunikasi global lewat teknologi 4G. Sebuah teknologi yang awalnya dianggap remeh sebagian kalangan.
Begitu perhelatan award selesai, Anwar langsung menjadi pusat perhatian. Para undangan berebut untuk berfoto bersama ilmuwan muda nan genius itu. Dengan sabar Anwar melayani permintaan foto tersebut. Tidak lupa, dia mengajak pujaan hatinya, Sri Yayu Indriyani Rochandi, untuk ikut berdiri satu frame.
Anwar dinobatkan sebagai ilmuwan muda berprestasi dalam ajang tersebut. Dia berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh senior seperti Emil Salim, Mundardjito, Gunawan Indrayanto, I Gede Wenten, dan Indrawati Ganjar.
Teknologi transmitter and receiver yang dibuatnya pada 2004 kini digunakan secara luas di sejumlah negara dalam layanan telekomunikasi. Dunia menyebutnya 4G LTE. Teknologi itu mulai booming di Indonesia setelah sejumlah operator seluler ramai-ramai meluncurkannya.
Anwar menciptakan teknologi 4G saat masih menempuh studi doktoral di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Dia merasa gundah dengan adanya problem power pada wifi. ”Pada satu titik, ia sangat tinggi (power-nya), kemudian rendah lagi dan tinggi lagi,” ujarnya setelah meninggalkan panggungaward.
Untuk mengatasi hal tersebut, Anwar menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan. Sebuah FFT dipasangkan dengan FFT aslinya dengan harapan bisa menstabilkan power. Ide itu dianggap gila oleh para ahli saat dia melakukan presentasi di Hokkaido pada 2005.
Apa yang dilakukan Anwar dianggap tidak berguna. Sebab, apabila dua FFT dipasangkan, yang terjadi adalah saling menghilangkan. Kemudian, dia juga dicemooh saat presentasi di Australia.
”Tentu saya tidak sebodoh itu. Ada teknik tertentu agar tidak saling menghilangkan. Saya tetap bersikeras karena saya tahu ini sangat bermanfaat,” kenang pria kelahiran 22 Agustus 1978 tersebut.
Setelah dicemooh di Hokkaido, Anwar pergi ke Amerika Serikat untuk mematenkan teknologi ciptaannya. Dia berhasil mendapatkan hak paten dengan nama Transmitter and Receiver, ditambah penghargaan di Negeri Paman Sam.
Tidak disangka-sangka, pada 2008 International Telecommunication Union (ITU) yang berbasis di Jenewa, Swiss, menetapkan standar teknologi 4G untuk telekomunikasi. Rupanya, teknologi yang dijadikan standar adalah teknologi yang dia patenkan pada 2006. ”Jadi, mana tadi orang-orang yang di Australia dan Hokkaido itu (yang dulu meremehkan, Red)?” kelakarnya sembari tertawa.
Kemudian, pada 2010 teknologi miliknya digunakan sebagai standar internasional untuk keperluan satelit. Karena sudah digunakan satelit, Anwar pun yakin teknologinya bisa diterapkan untuk telekomunikasi di bumi.
Pembuktian itu merupakan buah dari proses panjang, yang berawal dari sebuah arit. Ya, semasa kecil, pekerjaan sehari-hari Anwar seusai sekolah adalah ngarit(mengarit, mencari rumput untuk pakan ternak). Anwar kecil sangat menyukai sains. Karena itu, di sela ngarit, dia menyempatkan diri membaca buku mengenai teori Einstein dan Faraday.
Angan-angannya pun membubung tinggi. Dia ingin kelak bisa menciptakan teori baru seperti Einstein dan Faraday. Dia pun bertekad untuk berubah dan berupaya mengejar mimpinya. Sehingga tidak terus menjadi tukang ngarit di tempat asalnya, Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.
Mimpi tersebut nyaris pupus saat ayahnya, Sudjiarto, meninggal dunia pada 1990. Kala itu Anwar kecil baru saja lulus SD. Dia pun kebingungan. Dia khawatir ibunya, Siti Patmi, yang dia panggil emak, tidak punya uang untuk menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi.
Akhirnya, dengan tekad bulat, Anwar kecil memberanikan diri menemui emak dan memohon untuk disekolahkan setinggi-tingginya. Keinginan kuat Anwar meluluhkan hati sang bunda. ”Beliau bilang, ’Nak, kamu tidak usah ke sawah lagi. Kamu saya sekolahkan setinggi-tingginya sampai tidak ada lagi sekolah yang tinggi di dunia ini,’” ucapnya dengan nada tertahan.
Anwar lalu bersekolah di SMPN 1 Kunjang, kemudian berhasil menembus SMAN 2 Kediri, yang merupakan sekolah favorit. Menjadi salah satu di antara segelintir anak desa yang bersekolah di kota membuat Anwar minder. Namun, rasa minder itu mampu dikalahkan ketekunannya menuntut ilmu. Hasilnya, dia menjadi juara kelas pada tahun pertama.
Saat duduk di kelas II SMA, Anwar yang indekos di Kediri mencoba mengirit pengeluaran agar tidak membebani sang bunda. Caranya, dia tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Ternyata, peringkat dia merosot ke urutan keenam. ”Karena tidak sarapan, setiap jam sembilan pagi kepala saya pusing,” kenangnya.
Ibu salah seorang temannya lalu menawari Anwar untuk ngenger (menumpang tinggal) di rumahnya secara gratis. Sarapan pun terjamin dan hal itu membuat peringkat Anwar kembali ke urutan teratas, bahkan terbaik di sekolah. ”Saya berpesan ke murid-murid di seluruh Indonesia agartidak mengabaikan makan pagi. Saya sudah buktikan sendiri,” tuturnya.
Anwar lalu melanjutkan studi ke Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia lulus sebagai salah seorang wisudawan terbaik ITB pada 2000. Anwar lalu berupaya mendapatkan beasiswa magister yang ditawarkan Panasonic Jepang. Dia lulus seleksi dan memilih universitas di Tokyo sebagai tujuan.
Rupanya, kali ini Anwar menemui ganjalan. Dia tidak lolos seleksi yang diadakan sebuah universitas di Tokyo plus tidak lulus ujian kemampuan bahasa Jepang. Anwar sangat sedih dan malu saat tahu tidak lolos. Agar tidak dipulangkan, akhirnya dia beralih ke universitas lain, yakni NAIST, yang juga di Jepang. Dia berhasil lolos masuk NAIST dan menyelesaikan studi magisternya selama 1,5 tahun. Dia kemudian melanjutkan studi doktoral dan meneliti transmitter tersebut.
Saat ini Anwar menjadi asisten profesor di Japan Advance Institute of Science and Technology. Selain mematenkan 4G, Anwar mengembangkan teknologi itu dengan mengefisienkan power. Karena berisiko terjadi interferensi (interaksi antargelombang) yang bisa merusak.
Anwar terinspirasi tayangan kartun Dragon Ball Z ketika tokoh Son Goku mengambil energi dari alam yang disatukan menjadi bola api. Bola api tersebut bernama Genkidama. Cara itu lalu dia coba di teknologi 4G dengan menarik energi sekitar untuk menunda interferensi yang berada di tengah.
Teknologi 4G modifikasi tersebut lalu dipatenkan. Begitu pula satu teknologi lain yang dia ciptakan untuk keperluan Olimpiade Tokyo 2020. Anwar bersyukur pemerintah Jepang begitu menghargai ilmuwan. Dia sebagai ilmuwan asing memperoleh kemudahan untuk mendapatkan dana riset. Bahkan, untuk urusan paten, biayanya ditanggung pemerintah Jepang.
Kemudian, Profesor Takao Hara yang membimbingnya dalam penelitian itu juga bersikap fair. Begitu tahu penelitian mahasiswanya menjadi standar internasional, dia langsung menyatakan penelitian tersebut sebagai hak Anwar. ”Eighty(80) percent for you, 20 percent for me,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara itu menirukan sang profesor.
Satu hal yang membuat Anwar salut, orang Jepang begitu bangga menggunakan produk sendiri meski jelek. Karena itu, ilmuwan Indonesia sebaiknya meniru Jepang. ”Saya inginnya insinyur kita, jelek-jelek nggak apa-apa, asal punya kita. Sedikit demi sedikit bisa diperbaiki,” tutur ayah empat anak tersebut.
Yang penting, prosesnya jalan terlebih dulu. Apabila sudah benar, tinggal dipikirkan cara menyempurnakannya.”Kalau kita mau langsung bikin yang hebat, tidak akanada. Orang pasti bermula dari tidak hebat. Yang mudah dulu,” tegasnya. Dia yakin ilmuwan Indonesia tidak hanya genius, namun juga kreatif dan mampu mencari terobosan.
Khusus penerapan teknologi 4G di Indonesia, bagi Anwar tidak ada kata terlambat. Peluangnya sangat besar dan bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah harus siap; operator seluler juga harus siap. Sebagai contoh, Indonesia bisa menerapkan e-health dengan menggunakan teknologi 4G. ”Pasien di ambulans selama perjalanan bisa dipandu dokter yang ada di rumah sakit,” tutupnya. (*/c9/end)

l

Orang pasti bermula dari tidak hebat. Yang mudah dulu



Usianya baru 36 tahun. Meski begitu, Khoirul Anwar berhasil mewujudkan mimpi membuat teori baru seperti Albert Einstein dan Michael Faraday. Putra dusun di pelosok Kediri, Jatim, itu menciptakan teknologi transmitter yang kini dikenal di dunia telekomunikasi sebagai teknologi 4G.

Laporan BAYU PUTRA, Jakarta

PANGGUNG Achmad Bakrie Award Rabu lalu (10/12) menjadi salah satu bentuk apresiasi masyarakat Indonesia atas prestasi fenomenal Anwar, begitu dia kerap disapa. Dia meningkatkan level telekomunikasi global lewat teknologi 4G. Sebuah teknologi yang awalnya dianggap remeh sebagian kalangan.
Begitu perhelatan award selesai, Anwar langsung menjadi pusat perhatian. Para undangan berebut untuk berfoto bersama ilmuwan muda nan genius itu. Dengan sabar Anwar melayani permintaan foto tersebut. Tidak lupa, dia mengajak pujaan hatinya, Sri Yayu Indriyani Rochandi, untuk ikut berdiri satu frame.
Anwar dinobatkan sebagai ilmuwan muda berprestasi dalam ajang tersebut. Dia berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh senior seperti Emil Salim, Mundardjito, Gunawan Indrayanto, I Gede Wenten, dan Indrawati Ganjar.
Teknologi transmitter and receiver yang dibuatnya pada 2004 kini digunakan secara luas di sejumlah negara dalam layanan telekomunikasi. Dunia menyebutnya 4G LTE. Teknologi itu mulai booming di Indonesia setelah sejumlah operator seluler ramai-ramai meluncurkannya.
Anwar menciptakan teknologi 4G saat masih menempuh studi doktoral di Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang. Dia merasa gundah dengan adanya problem power pada wifi. ”Pada satu titik, ia sangat tinggi (power-nya), kemudian rendah lagi dan tinggi lagi,” ujarnya setelah meninggalkan panggungaward.
Untuk mengatasi hal tersebut, Anwar menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan. Sebuah FFT dipasangkan dengan FFT aslinya dengan harapan bisa menstabilkan power. Ide itu dianggap gila oleh para ahli saat dia melakukan presentasi di Hokkaido pada 2005.
Apa yang dilakukan Anwar dianggap tidak berguna. Sebab, apabila dua FFT dipasangkan, yang terjadi adalah saling menghilangkan. Kemudian, dia juga dicemooh saat presentasi di Australia.
”Tentu saya tidak sebodoh itu. Ada teknik tertentu agar tidak saling menghilangkan. Saya tetap bersikeras karena saya tahu ini sangat bermanfaat,” kenang pria kelahiran 22 Agustus 1978 tersebut.
Setelah dicemooh di Hokkaido, Anwar pergi ke Amerika Serikat untuk mematenkan teknologi ciptaannya. Dia berhasil mendapatkan hak paten dengan nama Transmitter and Receiver, ditambah penghargaan di Negeri Paman Sam.
Tidak disangka-sangka, pada 2008 International Telecommunication Union (ITU) yang berbasis di Jenewa, Swiss, menetapkan standar teknologi 4G untuk telekomunikasi. Rupanya, teknologi yang dijadikan standar adalah teknologi yang dia patenkan pada 2006. ”Jadi, mana tadi orang-orang yang di Australia dan Hokkaido itu (yang dulu meremehkan, Red)?” kelakarnya sembari tertawa.
Kemudian, pada 2010 teknologi miliknya digunakan sebagai standar internasional untuk keperluan satelit. Karena sudah digunakan satelit, Anwar pun yakin teknologinya bisa diterapkan untuk telekomunikasi di bumi.
Pembuktian itu merupakan buah dari proses panjang, yang berawal dari sebuah arit. Ya, semasa kecil, pekerjaan sehari-hari Anwar seusai sekolah adalah ngarit(mengarit, mencari rumput untuk pakan ternak). Anwar kecil sangat menyukai sains. Karena itu, di sela ngarit, dia menyempatkan diri membaca buku mengenai teori Einstein dan Faraday.
Angan-angannya pun membubung tinggi. Dia ingin kelak bisa menciptakan teori baru seperti Einstein dan Faraday. Dia pun bertekad untuk berubah dan berupaya mengejar mimpinya. Sehingga tidak terus menjadi tukang ngarit di tempat asalnya, Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.
Mimpi tersebut nyaris pupus saat ayahnya, Sudjiarto, meninggal dunia pada 1990. Kala itu Anwar kecil baru saja lulus SD. Dia pun kebingungan. Dia khawatir ibunya, Siti Patmi, yang dia panggil emak, tidak punya uang untuk menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi.
Akhirnya, dengan tekad bulat, Anwar kecil memberanikan diri menemui emak dan memohon untuk disekolahkan setinggi-tingginya. Keinginan kuat Anwar meluluhkan hati sang bunda. ”Beliau bilang, ’Nak, kamu tidak usah ke sawah lagi. Kamu saya sekolahkan setinggi-tingginya sampai tidak ada lagi sekolah yang tinggi di dunia ini,’” ucapnya dengan nada tertahan.
Anwar lalu bersekolah di SMPN 1 Kunjang, kemudian berhasil menembus SMAN 2 Kediri, yang merupakan sekolah favorit. Menjadi salah satu di antara segelintir anak desa yang bersekolah di kota membuat Anwar minder. Namun, rasa minder itu mampu dikalahkan ketekunannya menuntut ilmu. Hasilnya, dia menjadi juara kelas pada tahun pertama.
Saat duduk di kelas II SMA, Anwar yang indekos di Kediri mencoba mengirit pengeluaran agar tidak membebani sang bunda. Caranya, dia tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Ternyata, peringkat dia merosot ke urutan keenam. ”Karena tidak sarapan, setiap jam sembilan pagi kepala saya pusing,” kenangnya.
Ibu salah seorang temannya lalu menawari Anwar untuk ngenger (menumpang tinggal) di rumahnya secara gratis. Sarapan pun terjamin dan hal itu membuat peringkat Anwar kembali ke urutan teratas, bahkan terbaik di sekolah. ”Saya berpesan ke murid-murid di seluruh Indonesia agartidak mengabaikan makan pagi. Saya sudah buktikan sendiri,” tuturnya.
Anwar lalu melanjutkan studi ke Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia lulus sebagai salah seorang wisudawan terbaik ITB pada 2000. Anwar lalu berupaya mendapatkan beasiswa magister yang ditawarkan Panasonic Jepang. Dia lulus seleksi dan memilih universitas di Tokyo sebagai tujuan.
Rupanya, kali ini Anwar menemui ganjalan. Dia tidak lolos seleksi yang diadakan sebuah universitas di Tokyo plus tidak lulus ujian kemampuan bahasa Jepang. Anwar sangat sedih dan malu saat tahu tidak lolos. Agar tidak dipulangkan, akhirnya dia beralih ke universitas lain, yakni NAIST, yang juga di Jepang. Dia berhasil lolos masuk NAIST dan menyelesaikan studi magisternya selama 1,5 tahun. Dia kemudian melanjutkan studi doktoral dan meneliti transmitter tersebut.
Saat ini Anwar menjadi asisten profesor di Japan Advance Institute of Science and Technology. Selain mematenkan 4G, Anwar mengembangkan teknologi itu dengan mengefisienkan power. Karena berisiko terjadi interferensi (interaksi antargelombang) yang bisa merusak.
Anwar terinspirasi tayangan kartun Dragon Ball Z ketika tokoh Son Goku mengambil energi dari alam yang disatukan menjadi bola api. Bola api tersebut bernama Genkidama. Cara itu lalu dia coba di teknologi 4G dengan menarik energi sekitar untuk menunda interferensi yang berada di tengah.
Teknologi 4G modifikasi tersebut lalu dipatenkan. Begitu pula satu teknologi lain yang dia ciptakan untuk keperluan Olimpiade Tokyo 2020. Anwar bersyukur pemerintah Jepang begitu menghargai ilmuwan. Dia sebagai ilmuwan asing memperoleh kemudahan untuk mendapatkan dana riset. Bahkan, untuk urusan paten, biayanya ditanggung pemerintah Jepang.
Kemudian, Profesor Takao Hara yang membimbingnya dalam penelitian itu juga bersikap fair. Begitu tahu penelitian mahasiswanya menjadi standar internasional, dia langsung menyatakan penelitian tersebut sebagai hak Anwar. ”Eighty(80) percent for you, 20 percent for me,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara itu menirukan sang profesor.
Satu hal yang membuat Anwar salut, orang Jepang begitu bangga menggunakan produk sendiri meski jelek. Karena itu, ilmuwan Indonesia sebaiknya meniru Jepang. ”Saya inginnya insinyur kita, jelek-jelek nggak apa-apa, asal punya kita. Sedikit demi sedikit bisa diperbaiki,” tutur ayah empat anak tersebut.
Yang penting, prosesnya jalan terlebih dulu. Apabila sudah benar, tinggal dipikirkan cara menyempurnakannya.”Kalau kita mau langsung bikin yang hebat, tidak akanada. Orang pasti bermula dari tidak hebat. Yang mudah dulu,” tegasnya. Dia yakin ilmuwan Indonesia tidak hanya genius, namun juga kreatif dan mampu mencari terobosan.
Khusus penerapan teknologi 4G di Indonesia, bagi Anwar tidak ada kata terlambat. Peluangnya sangat besar dan bermanfaat bagi masyarakat. Pemerintah harus siap; operator seluler juga harus siap. Sebagai contoh, Indonesia bisa menerapkan e-health dengan menggunakan teknologi 4G. ”Pasien di ambulans selama perjalanan bisa dipandu dokter yang ada di rumah sakit,” tutupnya. (*/c9/end)

PATCH 3.0.3

Setelah instal Patch 303 maka (untuk tingkat SD):
~ ada notification: Sekolah anda tidak dapat melanjutkan kurikulum 2013

~ pilihan kurikulum hanya ada 2 yaitu: Kurikulum 2004 & Kurikulum KTSP










~ tidak ada pilihan kurikulum 2013

Nah bagaimana untuk sekolah yg melaksanakan K13?
Caranya:
Lakukan sinkronisasi pake versi 303 (walau masih ada data yang invalid) supaya turun tanda (flag) bahwa sekolah kita melaksanakan K13 sehingga MUNCUL pilihan kurikulum 2013.

Begitu pula untuk mengetahui apakah sekolah kita termasuk sekolah pelaksana K13 atau bukan maka setelah selesai instal patch 303 wajib dan harus melakukan sinkronisasi walaupun data masih ada yg invalid.

Lebih jelasnya tinggal baca Manual 3.0.3 dan FAQ 3.0.0