1.
Anggrek
Tebu

Anggrek tebu merupakan
anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek
lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari
1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar
1,5-2 cm. Itulah sebabnya jenis tanaman langka ini layak menyandang predikat
sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
2.
Tengkawang


Tengkawang merupakan tumbuhan
khas Kalimantan yang banyak dimanfaatkan minyaknya. Pohon ini terdiri dari berbagai macam jenis di mana 12
di antaranya saat ini sudah dilindungi pemerintah karena terancam kepunahan
Pohon Tengkawang hanya
terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatra. Dalam bahasa Inggris,
jenis tanaman langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut.
Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari
kepunahan) ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
Minyak tengkawang dihasilkan
dari biji-biji yang berjatuhan. Biji tersebut kemudian dijemur dan disalai hingga kering sebelum kemudian diolah menjadi
minyak. Biji tengkawang juga merupakan makanan
bergizi bagi babi hutan dan binatang liar lainnya. Minyak tengkawang dapat digunakan sebagai
penyedap masakan dan bahan obat-obatan tardisional. Dalam industri modern, minyak yang memiliki
julukan green butter ini juga sering dijadikan sebagai bahan pembuatan kosmetika, lilin, sabun, dan
lainnya.
3.
Raflesia
Arnoldi

Bunga Rafflesia hidup di
Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir
mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena
mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga
digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia
Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat
ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya
menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di
antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik
untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.
4.
Bunga
Bangkai Raksasa

Bunga bangkai raksasa atau
suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif),
Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan
(Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan
bunga (majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya yang
mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya
untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.
5.
Kantong
Semar

Kantong semar merupakan jenis
tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih muda, kantong pemangsa pada
Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti
kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri
ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan
lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia
peroleh.
6.
Cendana

Cendana
atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi,
campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan
parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk
mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung
kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau
dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan
harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk
membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat
mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara
Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
7.
Edelweiss
Jawa

Edelweiss
Jawa atau Bunga Senduro merupakan salah satu jenis bunga yang saat ini sudah
sangat kritis keberadaannya. Bunga ini
banyak hidup di daerah pegunungan di Jawa. Bahkan, bunga ini biasanya menjadi tanaman yang pertama tumbuh setelah
terjadinya erupsi gunung berapi. Bunga
Edelweiss Jawa dapat tetap terlihat segar meskipun sudah dipetik dari
tangkainya. Hal tersebut membuat banyak
pendaki yang mengambil bunga ini sebagai kenang-kenangan. Hasilnya, populasi
bunga ini menurun drastis dan kini sudah
diambang kepunahan. Bunga ini biasanya
mulai bermekaran pada bulan April hingga Agustus. Bunga ini dapat memiliki
usia hingga 100 tahaun dengan tinggi
batang hingga 8 meter. Lebih dari 300 serangga yang hinggap dan menghisap madu dari bunganya.
8.
Pohon
Ulin

Pohon
ulin atau yang sering disebut juga sebagai bulian atau kayu besi merupakan
tumbuhan khas Kalimantan. Pohon ini
mampu menghasilkan kayu yang sangat kuat sehingga banyak digunakan untuk konstruksi bangunan seperti rumah, jembatan,
kapal laut, dan sebagainya. Pohon ini
bisa tumbuh hingga ketinggian 36 meter dengan diameter batang sebesar 95 cm.
Pohon ini sendiri banyak tersebar di
Kalimantan dan Suamtera. Sayangnya pohon ini cukup sulit untuk dikembangbiakan sehingga populasinya dapat
menyusut jika habitat aslinya semakin berkurang.
9.
Daun
Payung

Daun
payung atau sering disebut juga sebagai daun sang dan salo merupakan tumbuhan
yang banyak hidup di daerah Sumatera.
Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, yang
diambil dari nama penemunya yakni
Profesor Teijsman. Tumbuhan ini memiliki
daun yang sangat besar, lebar, dan juga kuat. Pada jaman dahulu daun ini
sering digunakan sebagai atap atau
dinding di rumah-rumah. Karena fungsinya tersebut, maka tumbuhan ini kemudian disebut sebagai daun payung.
10.
Palem
Merah

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda)
yang kemudian ditetapkan menjadi flora maskot provinsi Jambi adalah tanaman
hias. Dinamakan Palem Merah lantaran pelepah pinang ini berwarna merah menyala.
Dan lantaran warna merah pada pelepah daunnya itu Pinang Merah (Cyrtostachys
renda) acapkali disebut Pinang Lipstik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar