Kamis, 27 Oktober 2016

10 TUMBUHAN LANGKA DI INDONESIA



1.    Anggrek Tebu

Anggrek tebu merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya jenis tanaman langka ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.

2.    Tengkawang


Tengkawang merupakan tumbuhan khas Kalimantan yang banyak dimanfaatkan minyaknya. Pohon ini  terdiri dari berbagai macam jenis di mana 12 di antaranya saat ini sudah dilindungi pemerintah karena  terancam kepunahan
Pohon Tengkawang hanya terdapat di pulau Kalimantan dan sebagian kecil Sumatra. Dalam bahasa Inggris, jenis tanaman langka ini dikenal sebagai Illepe Nut atau Borneo Tallow Nut. Pohon yang terdiri atas belasan spesies (13 diantaranya dilindungi dari kepunahan) ini menjadi maskot (flora identitas) provinsi Kalimantan Barat.
Minyak tengkawang dihasilkan dari biji-biji yang berjatuhan. Biji tersebut kemudian dijemur dan disalai  hingga kering sebelum kemudian diolah menjadi minyak. Biji tengkawang juga merupakan makanan  bergizi bagi babi hutan dan binatang liar lainnya.  Minyak tengkawang dapat digunakan sebagai penyedap masakan dan bahan obat-obatan tardisional.  Dalam industri modern, minyak yang memiliki julukan green butter ini juga sering dijadikan sebagai bahan  pembuatan kosmetika, lilin, sabun, dan lainnya.

3.    Raflesia Arnoldi


Bunga Rafflesia hidup di Taman Nasional Bengkulu, mempunyai ukuran dengan diameter bunga yang hampir mencapai 1 meter. Bunga ini terkenal dengan sebutan bunga bangkai karena mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga digunakan untuk menarik lalat yang hinggap dan membantu penyerbukan. Raflesia Arnoldi merupakan tumbuhan parasit yang memerlukan inang untuk hidupnya. Saat ini kondisi habitat Raflesia Arnoldi sangat memprihatinkan sehingga jumlahnya menurun drastis dari tahun ke tahun. Menyusutnya habitat bunga tersebut di antaranya disebabkan kegiatan manusia seperti pembukaan wilayah hutan baik untuk kegiatan pertambangan, pertanian, maupun permukiman.

4.    Bunga Bangkai Raksasa
Bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatra, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia. Nama bunga ini berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunganya.

5.    Kantong Semar
Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora. Sewaktu daun masih muda, kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.

6.    Cendana
Cendana atau cendana wangi, merupakan tanaman langka penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Cendana adalah tumbuhan parasit pada awal kehidupannya. Kecambahnya memerlukan pohon inang untuk mendukung pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya sangat mahal. Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.

7.    Edelweiss Jawa
Edelweiss Jawa atau Bunga Senduro merupakan salah satu jenis bunga yang saat ini sudah sangat kritis  keberadaannya. Bunga ini banyak hidup di daerah pegunungan di Jawa. Bahkan, bunga ini biasanya  menjadi tanaman yang pertama tumbuh setelah terjadinya erupsi gunung berapi.  Bunga Edelweiss Jawa dapat tetap terlihat segar meskipun sudah dipetik dari tangkainya. Hal tersebut  membuat banyak pendaki yang mengambil bunga ini sebagai kenang-kenangan. Hasilnya, populasi bunga  ini menurun drastis dan kini sudah diambang kepunahan.  Bunga ini biasanya mulai bermekaran pada bulan April hingga Agustus. Bunga ini dapat memiliki usia  hingga 100 tahaun dengan tinggi batang hingga 8 meter. Lebih dari 300 serangga yang hinggap dan  menghisap madu dari bunganya.

8.    Pohon Ulin

Pohon ulin atau yang sering disebut juga sebagai bulian atau kayu besi merupakan tumbuhan khas  Kalimantan. Pohon ini mampu menghasilkan kayu yang sangat kuat sehingga banyak digunakan untuk  konstruksi bangunan seperti rumah, jembatan, kapal laut, dan sebagainya.  Pohon ini bisa tumbuh hingga ketinggian 36 meter dengan diameter batang sebesar 95 cm. Pohon ini  sendiri banyak tersebar di Kalimantan dan Suamtera. Sayangnya pohon ini cukup sulit untuk  dikembangbiakan sehingga populasinya dapat menyusut jika habitat aslinya semakin berkurang.

9.    Daun Payung
Daun payung atau sering disebut juga sebagai daun sang dan salo merupakan tumbuhan yang banyak  hidup di daerah Sumatera. Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, yang diambil  dari nama penemunya yakni Profesor Teijsman.  Tumbuhan ini memiliki daun yang sangat besar, lebar, dan juga kuat. Pada jaman dahulu daun ini sering  digunakan sebagai atap atau dinding di rumah-rumah. Karena fungsinya tersebut, maka tumbuhan ini  kemudian disebut sebagai daun payung.

10. Palem Merah

Palem Merah atau Pinang Merah (Cyrtostachys renda) yang kemudian ditetapkan menjadi flora maskot provinsi Jambi adalah tanaman hias. Dinamakan Palem Merah lantaran pelepah pinang ini berwarna merah menyala. Dan lantaran warna merah pada pelepah daunnya itu Pinang Merah (Cyrtostachys renda) acapkali disebut Pinang Lipstik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar