1. Strategi dakwah Rosul di madinah
a.
Mendirikan Masjid.
Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum
bangunan-bangunan lainnya selain kediaman beliau sendiri, karena masjid
mempunyai potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan
mereka lahir dan batin untuk membina masyarakat Islam atau daulah Islamiyah
berlandaskan semangat tauhid. Di masjid ini Rasulullah SAW mengobarkan semangat
jihat di jalan Allah SWT, sehingga kaum muslimin waktu itu belum begitu
banyak tetapi rela mengorbankan harta
dan jiwa untuk kepentingan Islam. Di masjid pula beliau senantiasa mengajarkan
doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam kepada kaum muhajirin
dan ansor. Dan di dalam masjid pula kaum muslimin mengadakan sholat berjamaah,
mengadakan musyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang di hadapi.
b.
Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor
Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan kampung
halaman mereka, di pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan
kaum Ansor karena kaum Ansor telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak
memperhitungkan keuntungan yang bersifat materi, melainkan hanya karena mencari
keridhaan Allah SWT semata. Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn dengan
Harits bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab
dengan Itbah bin Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran
dengan kaum Muhajirin. Dengan demikian kaum muhajirin yang bertahun-tahun
berpisah dengan keluarganya merasa tentram dan aman melaksanakan syariat
agamanya. Di tempat yang baru tersebut sebagian ada yang hidup berniaga ada
yang bertani seperti (Abu Bakar, Utsman dan Ali) mengerjakan tanah kaum Ansor.
Dengan ikatan teguh ini Nabi Muhammad SAW dapat menyatukan dengan ikatan
persaudaraan Islam yang kuat yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah
ke dalam satu ikatan masyarakat Islam yang kuat dengan semangat bergotong
royong, senasib sepenanggunan. Segolongan orang arab yang menyatakan masuk Islam
dalam keadaan miskin disediakan tempat tinggal dibagian masjid yang kemudian
dikenal dengan nama Ashab Shuffa. Keperluan hidup mereka dipikul bersama
diantara Muhajirin dan Ansor.
c.
Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi.
Guna menciptaka suasana tentram di kota baru bagi Islam
(Madinah), Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian
dengan kaum Yahudi yang berdiam di dalam dan di sekeliling kota Madinah. Inilah
salah satu perjanjian yang diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang
ahli politikus yang ulung yang belum pernah dilakukan oleh para nabi-nabi
terdahulu. Diantara isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi
antara lain :
1)
Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin;
kedua belah fihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
2)
Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk
melawan siapa saja yang memerangi mereka. Orang Yahudi memikul belanja mereka
sendiri begitu pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri.
3)
Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati,
tolong menolong, melaksanakan kebajikan dan keutamaan.
4)
Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati
oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan
antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan
kepada Allah dan Rasullullah SAW.
5)
Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota
Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan
bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti.
Perjanjian
politik yang dibuat oleh Nabi Muhammada SAW tersebut telah menjamin kemerdekaan
beragama dan menjamin kehormatan jiwa dan harta dari golongan yang bukan Islam.
Ini adalah merupakan peristiwa yang baru dalam dunia politik dan peradaban
manusia. Sebab waktu itu diberbagai pelosok dunia masih terjadi perkosaan dan
perampasan hak-hak asasi manusia.
d.
Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk
masyarakat Islam
Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka Rasulullah
SAW menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam yang baru terwujud
itu, baik dalam bidang politik, ekonomi, social maupun yang lainnya. Hal ini
disebabkan karena dalam periode perkembangan agama Islam di Madinah inilah
telah turun wahyu Allah SWT yang mengandung perintah berzakat, berpuasa, dan
hukum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana)
dan lain-lain. Dengan ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, social dan lainnya,
maka semakin teguhlah bentuk-bentuk masyarakat Islam, sehingga semakin hari
pengaruh agama Islam di kota Madinah semakin bertambah besar. Dengan
diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam
dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thiyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah
disebut “ Madinatul Munawwarah ”.
2. Perbedaan dakwah Rosul di madinah dan di Mekah
Berbeda dengan dakwah pada periode Makkah, dimana dakwah
dititik beratkan dalam bidang Tauhid (keimanan), hal ini disebabkan karena
penduduk Makkah masih sangat buta tentang ketuhanan yang sebenarnya.
Penduduk Madinah sudah banyak yang memeluk Islam secara
sadar dan damai, oleh karena itu dakwah rasul di Medinah berorientasi dalam
bidang :
1. Kemasyarakatan,
2. Perekonomian,
3. Akhlak, dan
4. Ibadah.
3. Contoh Keteladanan dakwah Rosul di Madinah yang
diterapkan masa sekarang
Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah Swt
semata, bukan dengan niat untuk memperoleh popularitasdan keuntungan yang
bersifat materi. Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus
menerapkan pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah
Rasulullah Saw, juga hendaknya meneladani strategi Rasulullah Saw dalam
membentuk masyarakat Islam atau masyarakat madani di Madinah. Masyarakat madani
adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam untuk seluruh aspek kehidupan,
sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun thoyyibatun wa rabbun
ghofuur yakni masyarakat yang baik, aman, tentram, damai, adil dan makmur di
bawah naungan rida illahi dan ampunannya.
4. Hikmah Dakwah Rosul di Madinah
Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
a.
Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum
Muhajirin dan kaum Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram.
b.
Persatuan dan saling menghormati antar agama
c.
Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan
lemah, yang kaya dan miskin
d.
Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan
Allah swt
e.
memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin
hubungan dengan Allah swt dan antara manusia dengan manusia
f.
Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan
keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
g.
Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama
Islam
Terciptanya hubungan yang kondusif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar